Pinjol Laku Keras, Penyaluran Tembus Rp 18 Triliun per Bulan

Sejumlah barang bukti hadir di konferensi pers pengungkapan sindikat Pinjol Ilegal di Bareskrim Polri, Jakarta, Jumat, (15/10/2021).. Bareskrim Polri membongkar sindikat pinjaman online (pinjol) di tujuh lokasi berbeda kawasan Jakarta. Ini sebagai tindak lanjut dari perintah Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo. Dari tujuh wilayah tersebut Polisi sudah mengamankan sebanyak tujuh pelaku. Selain itu, beberapa barang bukti turut dihadirkan. Dalam pengungkapan tersebut polisi berhasil mengamankan barang bukti monitor, modem pool serta menangkap sejumlah tersangka pada delapan lokasi di wilayah Jakarta. Sebelumnya Presiden Joko Widodo memberikan perhatian soal kemunculan pinjaman online atau pinjol yang merugikan masyarakat. Atas arahan Jokowi, Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo memerintahkan jajarannya menindak tegas pinjol yang merugikan warga.Tak berselang lama, Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo memerintahkan seluruh jajarannya untuk menindak tegas pinjol ilegal yang telah merugikan masyarakat. Perintah ini disampaikan Sigit untuk menindaklanjuti arahan Presiden Jokowi.  (CNBC Indonesia/ Muhammad Sabki)

Pinjaman Online kian marak di Tanah Air. Otoritas Jasa Keuangan (OJK) kembali melaporkan nilai penyaluran pinjaman online atau fintech peer-to-peer lending mencapai angka Rp 18,73 triliun. Jumlah ini terbilang cukup besar.

Namun jika dibandingkan dengan bulan sebelumnya nilai penyaluran ini turun 4,04% dibandingkan bulan Januari 2023. Sementara jika dilihat secara year-on-year (yoy) nilai ini melesat 37,72%. Berikut rincian lengkapnya.

Secara tren, jumlah penyaluran pinjaman online dalam setahun terakhir cenderung fluktuatif. Namun nilainya tercatat begitu besar dari bulan ke bulan. Nilai penyaluran tertinggi pada Maret 2022 sebesar Rp 23,07 triliun.

OJK mengungkapkan pinjaman online pada Januari tahun ini diberikan kepada 15,93 juta entitas peminjam. Jumlah peminjam tersebut turun 16,19% secara bulanan (mom). Mayoritas atau 12,54 juta peminjam berasal dari wilayah Jawa, setara 78,71% dari total peminjam nasional.

Adapun sebanyak Rp 7,08 triliun dengan persentase 37,82% pinjaman diberikan kepada sektor produktif. Dari jumlah tersebut, Rp2,47 triliun dipinjamkan ke sektor perdagangan besar dan eceran.

Kemudian pinjaman ke sektor pertanian, perhutanan dan perikanan mencapai Rp220,09 miliar, diikuti pinjaman ke industri pengolahan Rp 43,85 miliar, serta ke sektor penyediaan akomodasi dan penyediaan makan minum Rp 1,01 triliun.

 

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

*