Sekitar 400 masyarakat Jepang yang lajang akan berkumpul di Nagakute, Jepang Tengah untuk berpartisipasi dalam acara perjodohan terbesar di Negeri Sakura tersebut.
Dilansir dariĀ Mainichi, Pemerintah Prefektur AichiĀ mengatakan lewat acara perjodohan ini, mereka berusaha memfasilitasi masyarakat yang ingin menikah di tengah keterbatasan akibat pandemi Covid-19.
Sejak 2011, Prefektur Aichi telah mengelola situs portal tempat orang-orang yang ingin menikah untuk menemukan informasi acara perjodohan. Namun, jumlah acara perjodohan yang diadakan oleh swasta menurun drastis akibat pandemi Covid-19. Selain itu, jumlah pengguna juga semakin berkurang.
Menurut survei yang yang dilakukan oleh prefektur pada 2018, sekitar 80 persen masyarakat Jepang berniat untuk menikah, tetapi sekitar 40 persen lainnya memilih untuk tetap melajang karena mereka belum bertemu dengan pasangan yang berpikiran sama.
Melihat hasil survei tersebut, pemerintah daerah pun memutuskan untuk bertindak dengan menyelenggarakan acara perjodohan.
Menurut laporan yang sama, acara yang juga ditujukan untuk para lajang berusia 20 hingga 30-an yang tinggal di Aichi ini akan diadakan pada Oktober mendatang di Taman Peringatan Aichi Expo 2005 Nagakute.
Dalam acara tersebut, peserta akan diminta menyaksikan video untuk mempelajari percakapan dan tata krama yang bermanfaat sebelum dipisah menjadi kelompok-kelompok kecil untuk mencari calon pasangannya.
Disebutkan, Prefektur Aichi mengeluarkan anggaran sebesar 9,77 juta Yen atau sekitar Rp1 miliar (asumsi kurs Rp111.75/Yen) untuk acara yang juga bertujuan mencegah resesi seks ini. Seorang pejabat prefektur menyatakan, pihaknya ingin membantu masyarakat Jepang berpikir positif terkait pernikahan. Hal itu seiring dengan semakin menurunnya angka kelahiran di negaranya.
Nihon Konkatsu Shien Kyokai atau asosiasi pendukung perjodohan Jepang telah bekerja sama dengan badan publik untuk menyelenggarakan sejumlah acara semacam itu. Perwakilan Nihon Konkatsu Shien Kyokai, Koki Goto mengatakan bahwa acara perjodohan tersebut didanai publik.
Dalam acara tersebut, peserta akan diminta menyaksikan video untuk mempelajari percakapan dan tata krama yang bermanfaat sebelum dipisah menjadi kelompok-kelompok kecil untuk mencari calon pasangannya.
Disebutkan, Prefektur Aichi mengeluarkan anggaran sebesar 9,77 juta Yen atau sekitar Rp1 miliar (asumsi kurs Rp111.75/Yen) untuk acara yang juga bertujuan mencegah resesi seks ini. Seorang pejabat prefektur menyatakan, pihaknya ingin membantu masyarakat Jepang berpikir positif terkait pernikahan. Hal itu seiring dengan semakin menurunnya angka kelahiran di negaranya.
Nihon Konkatsu Shien Kyokai atau asosiasi pendukung perjodohan Jepang telah bekerja sama dengan badan publik untuk menyelenggarakan sejumlah acara semacam itu. Perwakilan Nihon Konkatsu Shien Kyokai, Koki Goto mengatakan bahwa acara perjodohan tersebut didanai publik.