Taipan Rusia Buka-bukaan Negaranya Kekurangan Uang, Bangkrut?

FILE PHOTO: Russian tycoon Oleg Deripaska attends a session of the St. Petersburg International Economic Forum (SPIEF) in Saint Petersburg, Russia, June 3, 2021. REUTERS/Evgenia Novozhenina/File Photo

Konglomerat asal Rusia Oleg Deripaska mengatakan negaranya bisa kehabisan uang tahun depan kecuali mengamankan investasi dari negara-negara “sahabat” untuk menetralisir sanksi barat yang menggigit.

Deripaska, seorang taipan energi dan logam yang pernah menjadi orang terkaya Rusia, mengatakan hal tersebut pada sebuah konferensi investasi di Siberia.

“Tidak akan ada uang tahun depan. Kami akan membutuhkan investor asing,” katanya, dilansirĀ The Guardian, Jumat (3/3/2023).

Deripaska, yang dikenai sanksi oleh Inggris, Amerika Serikat (AS), dan Uni Eropa (UE) atas invasi Rusia ke Ukraina, mengatakan dana makin menipis sehingga membuat pemerintah terus mendesak kontribusi para pengusaha.

Dia mengatakan bahwa Rusia menderita tekanan “serius” dari sanksi barat, dan bahwa negara dan bisnisnya harus mencari negara lain dengan “sumber daya yang serius” untuk berinvestasi.

“Kami mengira kami adalah negara Eropa,” kata Deripaska, pendiri Rusal, produsen aluminium terbesar di luar China. “Sekarang, untuk 25 tahun ke depan, kami akan lebih memikirkan masa lalu Asia kami.”

Itu terjadi ketika lembaga pemeringkat Eropa Scope memperingatkan bahwa defisit anggaran Rusia dapat naik menjadi 3,5% dari produk domestik bruto (PDB), dibandingkan dengan perkiraan pemerintah sebesar 2% dari PDB. Pada 2022, defisit mencapai 2,3%.

Scope mengatakan kondisi ini disebabkan pendapatan yang lebih rendah dari ekspor minyak dan gas, karena barat melepaskan diri dari energi Rusia.

“Sanksi dan perang membatasi fleksibilitas fiskal Rusia … karena pendapatan ekspor energi yang lebih rendah, pengeluaran terkait perang yang lebih tinggi, dan penurunan PDB yang stabil,” katanya, berdasarkan laporanĀ Reuters.

“Untuk saat ini, Rusia dapat membiayai defisitnya dengan relatif mudah dengan menarik dana kekayaan nasional, yang ditetapkan hanya sebesar 3,7% dari PDB pada akhir 2024 dari 10,4% PDB pada akhir 2021.”

Lembaga pemeringkat mengatakan pengeluaran besar Rusia untuk perang akan membahayakan ekonominya dalam jangka panjang, karena mengorbankan investasi di bidang infrastruktur, digitalisasi, perumahan, dan perlindungan lingkungan.

 

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

*